Lomba Kadarkum Tingkat Kabupaten Tahun 2024 (Babak Penyisihan I) Kabupaten Kulon Progo
Tentang Kalurahan
Kalurahan Hargomulyo
terletak di Kapanewonan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta.
Kalurahan ini memiliki 117 RT. 34 RW, dan 11 Padukuhan yang meliputi Padukuhan
Tapen, Tlogolelo, Grindang, Kadigunung, Pucanggading, Pripih, Tonobakal. Banjaran,
Tangkisan 1, Tangkisan 2, dan Tangkisan 3. Kalurahan ini berbatasan dengan
Kalurahan Kalirejo di sebelah utara, Kapanewon Temon di sebelah selatan,
Kalurahan Hargorejo dan Kapanewon Temon di sebelah timur, dan Desa Dadirejo di
sebelah barat.
Desa Hargomulyo mempunyai cerita tersendiri, konon pada sekitar tahun 1944, sebelum diberi nama Desa Hargomulyo, Hargomulyo terdiri dari 3 kelurahan. Ketiga Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Sawon, Kelurahan Pripih dan Kelurahan Banjaran yang digabung menjadi satu dengan nama Desa Hargomulyo. Kelurahan Sawon terdiri dari pedukuhan Tapen, Tlogolelo dan Grindang dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Mangkudisastro, Kelurahan Pripih terdiri dari pedukuhan Pripih, Pucanggading, Kadigunung dan Tonobakal dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Atemosetiko, sedangkan Kelurahan Banjaran terdiri dari pedukuhan Banjaran, Tangkisan I, Tangkisan II, dan Tangkisan III dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Mangkupuspito. Berdasarkan musyawarah ketiga kelurahan tersebut sepakat bergabung menjadi satu diberi nama Desa Hargomulyo. Adapun arti dari kata Hargomulyo adalah: Hargo artinya gunung (wilayahnya banyak terdiri dari wilayah pegunungan), sedangkan Mulyo artinya sejahtera. Jadi Hargomulyo mengandung maksud/arti Daerah/wilayah yang banyak terdiri dari daerah pegunungan tetapi rakyat/warganya dapat sejahtera
Desa Hargomulyo terkenal akan potensi sumber daya alam dan wisata alamnya. Potensi sumber daya alam olahan antara lain:\
1. Gula Semut
Gula Semut saat ini menjadi andalan produk dari kelapa, dengan memanfaatkan Nira kelapa atau Gula kelapa, kemudian diproses menjadi Gula Semut, produk ini menjadi rebutan banyak produsen produk minuman, terbilang produk2 minuman jahe, kopi instan, hampir kebanyakan menggunakan gula semut sebagai bahan gulanya.
2. Growol
Bagi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, khususnya Kulon Progo, panganan satu ini tentu sudah tidak asing lagi. Makanan yang memiliki citarasa gurih ini dapat anda cari di pasar-pasar tradisional di Kulon Progo. Makanan ini akan bertambah nikmat disantap jika disandingkan dengan serundeng, tempe benguk, kethak, sambal atau yang lainnya. Namun tahukah anda, ternyata makanan ini sudah ada sangat lama. Dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1814 menceritakan makanan sayur besengek, umumnya sayur ini dihidangkan dengan nasi, tetapi oleh masyarakat Kulon Progo sayur ini ditemani oleh growol.
Kebiasaan ini masih dipelihara warga Kulon Progo hingga sekarang, selain sayur besengek growol juga kerap ditemani pentho yang berbahan baku kelapa muda dan telur, sedangkan kethak yang berbahan baku endapan dari pengolahan minyak kelapa. Proses pembuatan growol ini merupakan bukti keahlian fermentasi yang berkembang masa lalu. Secara sederhana, bahan dasar growol yakni singkong diambil buahnya, kemudian dipsahkan dari akar buahnya, rendam menggunakan air bersih sekitar dua-tiga hari hingga menjadi pati.
Proses selanjutnya adalah pembilasan sebanyak tiga sampai empat kali, yang bertujuan supaya bersih dan bau pati hilang. Kemudian kandungan air pada pati dihilangkan agar growol dapat bertahan tiga atau empat hari. Setelah itu, pencacahan, perebusan selama lima belas hingga dua puluh menit, dan pencetakan. Alas cetaknya adalah daun pisang yang telah direbus terlebih dahulu sehingga growol tidak lengket dengan daun pisangnya.
Desa Hargomulyo mempunyai cerita tersendiri, konon pada sekitar tahun 1944, sebelum diberi nama Desa Hargomulyo, Hargomulyo terdiri dari 3 kelurahan. Ketiga Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Sawon, Kelurahan Pripih dan Kelurahan Banjaran yang digabung menjadi satu dengan nama Desa Hargomulyo. Kelurahan Sawon terdiri dari pedukuhan Tapen, Tlogolelo dan Grindang dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Mangkudisastro, Kelurahan Pripih terdiri dari pedukuhan Pripih, Pucanggading, Kadigunung dan Tonobakal dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Atemosetiko, sedangkan Kelurahan Banjaran terdiri dari pedukuhan Banjaran, Tangkisan I, Tangkisan II, dan Tangkisan III dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Mangkupuspito. Berdasarkan musyawarah ketiga kelurahan tersebut sepakat bergabung menjadi satu diberi nama Desa Hargomulyo. Adapun arti dari kata Hargomulyo adalah: Hargo artinya gunung (wilayahnya banyak terdiri dari wilayah pegunungan), sedangkan Mulyo artinya sejahtera. Jadi Hargomulyo mengandung maksud/arti Daerah/wilayah yang banyak terdiri dari daerah pegunungan tetapi rakyat/warganya dapat sejahtera
Desa Hargomulyo terkenal akan potensi sumber daya alam dan wisata alamnya. Potensi sumber daya alam olahan antara lain:\
1. Gula Semut
Gula Semut saat ini menjadi andalan produk dari kelapa, dengan memanfaatkan Nira kelapa atau Gula kelapa, kemudian diproses menjadi Gula Semut, produk ini menjadi rebutan banyak produsen produk minuman, terbilang produk2 minuman jahe, kopi instan, hampir kebanyakan menggunakan gula semut sebagai bahan gulanya.
2. Growol
Bagi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, khususnya Kulon Progo, panganan satu ini tentu sudah tidak asing lagi. Makanan yang memiliki citarasa gurih ini dapat anda cari di pasar-pasar tradisional di Kulon Progo. Makanan ini akan bertambah nikmat disantap jika disandingkan dengan serundeng, tempe benguk, kethak, sambal atau yang lainnya. Namun tahukah anda, ternyata makanan ini sudah ada sangat lama. Dalam Serat Centhini yang ditulis pada 1814 menceritakan makanan sayur besengek, umumnya sayur ini dihidangkan dengan nasi, tetapi oleh masyarakat Kulon Progo sayur ini ditemani oleh growol.
Kebiasaan ini masih dipelihara warga Kulon Progo hingga sekarang, selain sayur besengek growol juga kerap ditemani pentho yang berbahan baku kelapa muda dan telur, sedangkan kethak yang berbahan baku endapan dari pengolahan minyak kelapa. Proses pembuatan growol ini merupakan bukti keahlian fermentasi yang berkembang masa lalu. Secara sederhana, bahan dasar growol yakni singkong diambil buahnya, kemudian dipsahkan dari akar buahnya, rendam menggunakan air bersih sekitar dua-tiga hari hingga menjadi pati.
Proses selanjutnya adalah pembilasan sebanyak tiga sampai empat kali, yang bertujuan supaya bersih dan bau pati hilang. Kemudian kandungan air pada pati dihilangkan agar growol dapat bertahan tiga atau empat hari. Setelah itu, pencacahan, perebusan selama lima belas hingga dua puluh menit, dan pencetakan. Alas cetaknya adalah daun pisang yang telah direbus terlebih dahulu sehingga growol tidak lengket dengan daun pisangnya.
Timeline Kalurahan Hargomulyo Menuju Kalurahan/Kelurahan Sadar Hukum
Penyuluhan
1 Kegiatan
KADARKUM
00 0000
Binaan Hukum
19 November 2012
SK Bupati No. 372/2012
Pengajuan KSH
27 Maret 2013
Sk. Gub. 95/KEP/2013
Peresmian KSH
22 Agustus 2013
M.HH-13.KP.07.05 Tahun 2013
Terbaru
Kegiatan Penyuluhan Hukum
Tim Kanwil DIY
Penyuluh Hukum
Mukarno, S.sos.
Diah Kusmurdiyanti, S.e.
Tri Ari Astuti, S.ag., M.hum.
Budi Priyanto, S.s.t., S.h., M.h.
Kelompok Keluarga Sadar Hukum
KADARKUM
Penanggung Jawab
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota