Penyluhan Hukum
Tentang Kalurahan
Desa Sendangsari merupakan bagian terintegrasi dari wilayah Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Desa Sendangsari memiliki wilayah seluas 1.307.105,00 Ha/m2 yang secara administratif pemerintahan desa terbagi dalam 18 Pedukuhan, dengan jumlah penduduk sekitar 10.581 Orang.Batas WilayahBatas-batas wilayah Desa Sendangsari yaitu sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan.
- Sebelah Selatan : Desa Triharjo, Kecamatan Pandak
- Sebelah Barat : Sungai Progo, Kabupaten Kulon Progo
- Sebelah Timur : Desa Wjirejo, Kecamatan Pandak
Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul terletak di Wilayah Bantul bagian barat, dengan kondisi topografinya dataran tinggi dengan ketinggian + 100m dpl.
Kawasan Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul merupakan 70% daerah perbukitan dan 30% dataran rendah.
Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul dilalui oleh saluran pengairan Bendung Kadisono dan Bendung Ewon yang baru saja selesai dibangun pada tahun 2015. Kedua bendung ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan dan air tanah sehingga perkembangan sektor pertanian dan perikanan bisa maksimal.
Pembangunan kedua bendung ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan irigasi pertanian dengan kebutuhan masing-masing desa kira-kira Desa Guwosari 15 Hektar, Desa Wijirejo 11 Hektar dan Desa Sendangsari 65 Hektar.
Wilayah Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul secara umum merupakan satuan dataran tinggi dengan kondisi tanah liat dan sebagian besar perbukitan.
Secara umum kondisi sosial masyarakat di Desa Sendangsari cukup tertata. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kelompok-kelompok sosial baik tingkat pedukuhan maupun tingkat desa yang sudah ada di Desa Sendangsari. Kelompok sosial yang telah ada di Desa Sendangsari antara lain :
-Lembaga Pemberdayaan Masyarakat desa (LPMD)
- Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
- Karang Taruna, Rukun Tetangga (RT)
- Dasa Wisma
- Kelompok-Kelompok Arisan/Simpan Pinjam
- Kelompok Jimpitan, Perpolisian Masyarakat
- Kelompok Gotong-Royong.
Kegiatan sosial juga berlangsung dengan baik walaupun tidak terstruktur secara formal, seperti melekatnya budaya gotong-royong di seluruh pedukuhan yang ada di Desa Sendangsari.
Secara perekonomian, Desa Sendangsari masih mengandalkan sektor pertanian dan usaha. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang mempunyai mata pencaharian di kedua sektor tersebut. Sektor pertanian terbagi dua, penduduk sebagai petani dan sebagai buruh tani.
Pertanian masih dominan disemua pedukuhan di Desa Sendangsari. Pertanian meliputi tanaman padi dan polowijo. Sektor usaha yang ada antara lain kerajinan, peternakan ayam, peternakan bebek, sapi dan kambing, perikanan, industri rumah tangga, jasa (bengkel, photo kopi, rental, photo, dll).
Permasalahan peningkatan usaha ekonomi rakyat sangat kompleks, namun sekarang kondisi perekonomian rakyat di Kabupaten Bantul dan di Desa Sendangsari pada khususnya sudah mulai bangkit dan membaik. Banyak bantuan yang datang baik dari pemerintah maupun lembaga non pemerintah lainnya yang turut membantu peningkatan pendapatan perekonomian rakyat dengan program-program yang sesuai potensi di masyarakat. Saat ini meskipun belum mempunyai pasar tradisional tapi warga masyarakat tetap berusaha menciptakan pasar-pasar kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat Desa Sendangsari yang bekerja dan mencari nafkah di berbagai sektor sudah mulai normal kembali, sehingga perekonomiannya berangsur-angsur membaik, meskipun belum optimal.
Masyarakat Desa Sendangsari masih sangat kental dan melestarikan adat budaya warisan nenek moyang bangsa Indonesia khususnya kebudayaan jawa Kraton Yogyakarta.
Dalam Kehidupan sehari-hari tercermin perilaku jawa islam dengan tata krama yang sangat dijunjung tinggi, seperti adat bertamu, adat bertutur kata, adat berpakaian, adat bermusyawarah dan sebagainya. Budaya khas pedesaan yang masih rutin dilaksanakan dengan baik warga masyarakat Desa Sendangsari diantaranya budaya gotong-royong, selamatan, merti dusun.
Berbagai kegiatan seni budaya juga masih berjalan dan dilaksanakan di Desa Sendangsari diantaranya: Merti Dusun/Desa, Nyadran, Tirakatan, Kenduri, Sholawat Barjanji, Mocopatan, Hadroh, dll.
Sementara potensi kesenian yang ada di Desa Sendangsari juga tetap dikembangkan dan dilestarikan antara lain karawitan, reog, jatilan, wayang kulit, teater, campur sari, solawatan, hadroh, kethoprak, mocopat.
Pelestarian seni dan budaya tersebut sangat penting karena didukung juga oleh Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dengan dimasukkannya ke dalam perencanaan dan pembangunan desa, melalui kelompok-kelompok pemberdayaan seni dan budaya tersebut.
Di wilayah Desa Sendangsari sendiri banyak kegiatan yang menunjang kepariwisataan dan pelestarian seni budaya diadakan rutin setiap tahun seperti di dusun krebet ada Grebeg Krebet, Umbul Do’a Puja Basuki di Tapak Tilas Ki Ageng Mangir rutin di setiap bulan Sura, Bersih Dusun atau Mejemukan yang diadakan setelah panen setahun sekali dengan menggelar pertunjukan wayang kulit di beberapa dusun. Untuk potensi wisata di dusun Mangir terdapat Petilasan Ki Ageng Mangir, yang dalam sejarahnya adalah salah satu dusun tertua di Bantul. Selain situs mangir, di Ngancar dusun Mangir Kidul juga terdapat wisata kuliner khas wader goreng dan gudeg manggar yang dalam sejarahnya gudeg manggar tersebut dibuat pertama kali oleh Ratu Pembayun di dusun Mangir. Kemudian di dusun Kabrokan Kulon dan Krebet terdapat wisata alam berupa air terjun dengan dikelilingi rimbunnya pepohonan khas daerah perbukitan. Di dusun Beji Wetan juga terdapat potensi wisata alam dan sejarah berupa Sendang Ngembel yang mata airnya tak pernah kering dan digunakan untuk irigasi lahan pertanian di Desa Sendangsari.
Lingkungan yang ada di Desa Sendangsari sudah tertata dengan cukup baik walaupun masih bisa dilihat ada beberapa infrastuktur jalan yang belum sempurna sampai ke tingkat pedukuhan. Ditinjau dari kondisi alamnya, sebagian besar wilayah pedukuhan di Desa Sendangsari berada di kawasan perbukitan yang pengairannya masih kurang atau bisa juga dikatakan lahan tadah hujan sehingga hanya cocok ditanami tanaman keras yang usia produktifnya harus menunggu lama. Sedangkan lahan yang ada dilingkungan pemukiman/perkampungan, disamping didirikan rumah untuk tempat tinggal juga hidup dan atau ditanami tanaman keras seperti pohon kelapa, jati, mahoni, serta pohon buah-buahan. Sumber Daya Alam yang ada di Desa Sendangsari berupa tambang material alam pasir progo dan batu putih karena wilayah Desa Sendangsari dilalui aliran Sungai Progo dan juga sebagian besar wilayah perbukitan batu kapur.
Jaringan drainase yang terdapat di Desa Sendangsari masih banyak yang belum sempurna dan bahkan ada yang belum dibangun sehingga apabila terjadi hujan lebat akan terjadi banyak genangan air dan kadang bisa memakan waktu lama untuk bisa meresap dan kering. Jikapun ada saluran drainase itupun hanya berupa selokan-selokan kecil yang tidak tertata dan terawat. Untuk jaringan listrik wilayah Desa Sendangsari hampir seluruh wilayah telah teraliri melalui jaringan PLN yang sudah sampai ke wilayah-wilayah pedukuhan. Sehingga semua penduduk sudah menggunakan listrik baik sebagai penerangan maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya serta untuk mendukung kegiatan-kegiatan ekonomi produktif.
Wilayah Desa Sendangsari masih terbatas dan belum bisa memanfaatkan secara penuh fasilitas telepon, jaringan telepon baru menjangkau wilayah yang hanya dilalui oleh jaringan induk yang saat ini baru sepanjang jalan protokol (Jl. Sedayu) sehingga akses penduduk Desa Sendangsari untuk berkomunikasi dengan dunia luar mayoritas masih menggunakan telepon seluler (HP). Memang untuk jangkauan telepon seluler sudah bisa dinikmati diseluruh wilayah karena beberapa Base Transciever System (BTS) dari beberapa operator telah dibangun di wilayah Desa Sendangsari.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari penduduk Desa Sendangsari mengandalkan dari sumber air tanah melalui sumur-sumur yang dibuat di lingkungan rumah tempat tinggal. Sehingga untuk daerah perbukitan jika memasuki musim kemarau sering mengalami kendala karena sumur-sumur air berkurang debitnya atau bahkan menjadi kering. Layanan air bersih dari PDAM belum bisa menjangkau seluruh wilayah Sendangsari karena masih terbatasnya insfrastruktur.Jaringan sanitasi juga masih sederhana tetapi sudah mengikuti ataupun sesuai dengan aturan maupun standar kesehatan dalam membangun sanitasi yang dianjurkan pemerintah.Demikian juga dengan pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga masih sangat sederhana dan terkesan apa adanya dengan hanya dibuatkan lubang-lubang galian tanah untuk membuang sampah dan limbah rumah tangga. Dalam tabel berikut dijelaskan tentang sebaran kondisi maupun pemanfaatan air bersih, sanitasi, dan pengelolaan sampah serta limbah rumah tangga yang ada di Desa Sendangsari
Timeline Kalurahan Sendangsari Menuju Kalurahan/Kelurahan Sadar Hukum
Penyuluhan
1 Kegiatan
KADARKUM
Belum Ada
Binaan Hukum
Belum Ada
Pengajuan KSH
Belum Ada
Peresmian KSH
Belum Ada
Tim Kanwil DIY
Penyuluh Hukum
Kristina Budiyani, S.h.,m.m
Benny Prawira, A.k.s., M.si.
Windy Maya Arleta, S.h., M.h.
Inneke Kusuma Ningrum, S.e.
Kelompok Keluarga Sadar Hukum
KADARKUM
Belum Ada Kadarkum